Jumat, 13 Juni 2014

Laprak 9 Insecta


PRAKTIKUM IX

Topik : Insecta
Tujuan : Mengenal bagian-bagian tubuh dari Insecta.
Hari/Tanggal : Kamis/24 Mei 2014
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.
I.   ALAT DAN BAHAN
A. ALAT :
1. Lup
2. Pinset
3. Cawan petri
4. Kaca arloji
5. Baki/nampan
B. BAHAN :
1. Kupu-kupu (Papylio polyxenes)
2. Semut Merah (Oecophylla sp)
3. Semut Hitam (Camponotus carnelinus)
4. Belalang (Disosteria carolina)
5. Capung (Libellula sp)
6. Laba-laba (Nephila maculata)

II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bagian ventral dan bagian dorsal tubuh kupu-kupu dengan sayap terentang. Menggambar dan memberi keterangan.
3. Mengamati semut serta membandingkan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh semut merah dengan semut hitam.
4. Mengamati dan menggambar morfologi hewan-hewan selain kupu-kupu dan semut pada bagian dorsal dan ventral.
5. Memberi keterangan gambar.
III. TEORI DASAR
Tubuh serangga terdiri atas tiga tagmata, yaitu : kepala, toraks dan abdomen. Kepala memiliki empat pasang embelan, yang pertama adalah antena yang berasal dari bagian praoral kepala, yang berikutnya berturut-turut adalah mandibula, maksila pertama dan maksila kedua. Mandibula tampak sebagai struktur tunggal, sedangkan kedua pasang maksila memiliki juluran bersendi-sendi yang disebut palpi. Pangkal maksila kedua berfungsi membentuk struktur yang disebut labium atau bibir bawah, dan palpinya disebut palpi labialis. Labrum atau bibir atas yang terletak di depan mulut dan bersendi ke suatu bagian kepala yang disebut klipeus, tidak berasal dari embelan. Struktur lain yang juga tidak ada kaitannya dengan embelan adalah hipofarings yang merupakan juluran persis dibelakang mulut.
Toraks terdiri atas ruas-ruas yang biasanya disebut protoraks, mesotoraks dan metatoraks, masing-masing memiliki kaki, jika sayap ada letaknya di ruas kedua dan ketiga toraks. Kaki serangga, sebagaimana arthropoda lain, juga terdiri atas beberapa ruas yang terpisah-pisah oleh sendi-sendi. Ruas paling pangkal adalah koksa, diikuti oleh trokanter, femeur, tibia dan tarsus.
Abdomen pada dasarnya mempunyai 11 ruas, secara umum ruas abdomen berbeda dari ruas thoraks. Ruas abdomen ke-10 kadang-kadang memiliki embelan serkus.
Insecta atau serangga disebut juga dengan Hexapoda merupakan kelas terbesar dalam Arthropoda. Merupakan invertebrata yang hidup di tempat yang kering dan dapat terbang. Adanya sistem trachea insecta dapat bernafas di udara. Kemampuan terbang menolong insecta dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari tangkapan musuh. Siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan. Habitat insecta di semua tempat, kecuali di laut. Sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan insecta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang dan daun, buah-buhan, biji, serta butir tepung sari dari tanaman. Cabang ilmu yang mempelajari insecta disebut dengan Entomology.

IV. HASIL PENGAMATAN
1. Kupu-kupu (Papylio polyxenea)










Bagian dorsal



K







keterangan:

1. Kepala
2. Antena
3. Sayap
4. Kaki
5. Mulut
6. abdomen
7. Mata


     Bagian Ventral









Keterangan:

1. Kepala
2. Antena
3. Sayap
4. Kaki
5. Mulut
6. Abdomen
7. Mata
                   Berdasarkan Literatur

Keterangan:
1. Kepala
2. Mata
3. Antena
4. Mulut
5. Sayap
6. Abdomen
7. Kaki



Sumber :
http://www.insectariumvirtual.com/galeria/data/thumbnails/1138/cardado

2. Laba-laba  (Nephila maculata)









   








  Berdasarkan literatur
                     



keterangan :
1. Kaki
2. Thorax
3. anthena

Sumber: http;//www.jhbjbvhbjjhjvgj-images.com

3. Semut Merah (Oecophylla sp)






                         













Keterangan:
1. Kaki
2. Abdomen
3. Antenna





Berdasarkan literatur:

Sumber: http://www.animaldiversity.com
http://perso.orange.fr/zonatus/Collection/Cones_.html
Keterangan:
1. Kaki
2. Abdomen
3. Antenna

4. Semut Hitam (Camponotus carnelinus)








Keterangan:
1. Kaki
2. Abdomen
3. Antenna











Berdasarkan literatur
           
Sumber: http://www.animaldiversity.com
Keterangan:
1. Kaki
2. Abdomen
3. Antenna





5. Belalang (Disosteria carolina)









                               

Bagian Dorsal
keterangan :
1. Kaki
2. Thorax
3. Anthena
4. Abdomen



Bagian Ventral








                               
Berdasarkan Literatur








Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/95/Belalang_kawin.jpg
keterangan :
1. Kaki
2. Thorax
3. Anthena
4. Abdomen

6. Capung (Libellula sp)









keterangan :
1. Kaki
2. Thorax
3. anthena
Bagian Dorsal
keterangan :
1. Kaki
2. Thorax
3. Anthena
4. Mata
5. Sayap



                                    Bagian Ventral

Keterangan:







                         
                                Menurut Literatur







Sumber :
http://www.butterflyutopia.com/BIG/036A_dragonfly.jpg
V.   ANALISIS DATA
1.   Kupu-kupu (Papylio polyxenea)
Klasifikasi
      Kingdom          :  Animalia
      Phylum             :  Arthropoda
      Classis              :  Insecta
      Ordo                 :  Lepidoptera
      Familia             :  Papilionidae
      Genus               :  Poplyleo
      Species             :  Poplyleo polyxenes
      Sumber             : (Maskoeri, jasin,. 1987)
Kupu-kupu ini termasuk kedalam Sub ordo Rhopalocera dan famili Papilionidae karena mulut mempunyai proboscis siphon, antena membesar pada ujung. Tidak mempunyai ocelli. Pembuluh darah tidak sama antara sayap muka dengan sayap belakang. Pada waktu istirahat sayap tertutup vertikal di atas tubuh; Diurnal (mencari makan pada siang hari), kupu-kupu pada jenis ini mempunyai ukuran tubuh antara 125 mm. Kupu-kupu ini juga mempunyai warna yang menyolok. Juga mempunyai ekor yang terjulur ke belakang yang terletak di antara sayap. Kupu-kupu mempunyai sayap yang besar bersisik dan membentuk pola warna. Terdapat antena yang panjang pada bagian kepala, bervariasi, seperti pemukul, berbulu dan sebagainya. Antena tergulung rapi di bawah kepala. Alat mulut untuk mengisap, biasanya tidak ada mandibula. Maksila bersatu membentuk proboscis. Kaki sama, biasanya tarsi beruas lima. Metamorfosis kupu-kupu adalah metamorfosis sempurna, larvanya berupa ulat dengan alat mulut untuk menggigit, dengan 2 kelenjar sutera untuk membuat kokon.
Kupu-kupu serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya biasanya memiliki warna yang indah cemerlang Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai hewan penyerbuk, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat.

2.  Semut Merah (Oecophylla sp)
Klasifikasi
Kingdom          :  Animalia
      Phylum             :  Arthropoda
      Classis              :  Insecta
      Ordo                 :  Hymenoptera
      Familia             :  Formicidae
      Genus               :  Oecophylla
      Species             : Oecophylla sp
      Sumber            : (Maskoeri,  1987)
Semut ini termasuk ke dalam genus Oecophylla karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut : memiliki warna merah kehitaman (Orange dengan abdomen bergaris kehitaman) dan memiliki ukuran tubuh panjang 1-2 cm yang dilengkapi dengan protonom yang melebar. Tubuh dari jenis ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Bentuk abdomen bulat 4 segmen dan bentuk mulut runcing serta memiliki tipe mulut penghisap dan penggigit.
Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat. Metamorfosis pada jenis ini adalah metamorfosis yang sempurna.. Makanan dari jenis ini sebagian besar adalah berasal dari insecta kecil lainnya, dan juga nektar. Biasanya orang Indonesia menyebut semut ini sebagai semut karerangga atau semut rang-rang, karena biasanya membangun sarang di daun-daun pohon.
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. [8] Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti [[Formica yessensis]] memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.



3.  Semut Hitam (Camponotus carnelinus)
Klasifikasi
      Kingdom          :  Animalia
      Phylum             :  Arthropoda
      Classis              :  Insecta
      Ordo                 :  Hymenoptera
      Familia             :  Formicidae
      Genus               :  Camponotus
   Species             :  Camponotus carnelius
      Sumber             : (Hegner, 1968)
Semut ini termasuk kedalam genus Camponotus karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut : memiliki warna hitam dan coklat memiliki ukuran tubuh panjang 0,2 - 0,3 cm, tubuh berwarna hitam pekat, bentuk abdomen lonjong dan bulat tumpul, memiliki bentuk mulut yang bulat serta memiliki tipe mulut penghisap.
Tubuh dari jenis ini terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut berfungsi dari jenis ini berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat. Makanan dari jenis ini sisa-sisa zat yang telah mati dan dengan menghisap sar-sari madu dari tanaman.

4. Laba-laba (Nephila maculata)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum         : Arthropoda
Sub phylum : Chelicarata
Classis             : Arachnida
Ordo             : Araneida
Familia           : Nephilidae
Genus             : Nephila
Species           : Nephila maculata
Sumber  (Hegner & Engemann.1968)
Nephila maculata mempunyai tubuh yang terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Hewan ini mempunyai delapan (4 pasang) kaki. Pada cephalothoraks terdapat alat tambahan, yaitu enam pasang alat tambahan yaitu satu pasangkelisera yang mengandung racun , sepasang pedipalpus. Opisthosoma merupakan bagian yang tidak bersegmen, dilengkapi dengan 3 pasang pemintal.
Penutup prosoma berupa karapaks yang dilengkapi dengan 8 mata dorsal dan 6 pasang embel-embel. Chelicerate merupakan bagian yang mengandung kelenjar racun. Makanannya berupa serangga yang dibunuhnya atau terjerat. Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal. Alat reproduksinya terpisah.

5.  Belalang (Disosteria carolina)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Locuctidae
Genus : Disosteria
Species : Disosteria carolina
Sumber : (Maskoeri, 1987)
Tubuh belalang terdiri dari exoskeleton yang membungkus system organ yang lunak sebelah dalam. Exoxkeleton ini merupakan kutikula yang tersusun atas kitin dan terbagi atas buku-buku. Tubuh belalang terdiri  atas tiga bagian, yaitu:
a. Chepal, bagian ini tersusun atas enam buku yang menjadi satu.
b. Thorax, terdiri atas bagian anterior yang besar yang disebut prothorax, bagian tengah disebut mesothorax, dan bagian belakang yang disebut metathorax. Thorax tersusun atas tiga buku dengan kaki dan sayap.
c. Abdomen, yang gilik terdiri atas 11 buku, dan buku ujung belakang mengalami modifikasi sehubungan dengan keperluan mengadakan kopulasi dan pelekatan telur.
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

6.  Capung (Libellula sp)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Blattidae
Genus : Libellula
Species : Libellula sp
Sumber : (Maskoeri, 1987)
Capung memiliki tubuh yang besar dan panjang. Kepalanya dapat digerakkan dengan bebas dengan mata besar yang terdiri dari 30.000 omatidia. Libellula sp memiliki sayap belakang besar pada belakang (dasar) terentang pada waktu istirahat. Bersayap membran dua pasang yang mengandung vena melintang yang kompleks, predacius, kaki digunakan untuk menangkap insecta lainnya hanya pada waktu terbang, tidak untuk berjalan. Kawin di udara, larvanya hidup dalam air karena terdapat insang pada rectum. Metamorfosisnya bertingkat (sempurna).
Capung adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn).
Capung (subordo Anisoptera) umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Capung menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit.
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernafas. Tempayak dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.









Perubahan Bentuk (Metamorfosis) Capung :

























 
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Capung

Keterangan gambar metamofosis capung :
(1). Sang betina melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan dengan menggunakan sambungan khusus di ekornya.
(2)  Membersihkan mani yang mungkin tertinggal dari pejantan lain. Kemudian, dia memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin sang betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di kedangkalan danau atau kolam.
(3). Saat kepompong menetas dari telur, kepompong tinggal di dalam air selama tiga sampai empat tahun.
(4). Selama masa tersebut, kepompong juga makan di dalam air.
(5). Capung diciptakan dengan tubuh yang mampu berenang cepat untuk dapat menangkap ikan dan menjepitnya dengan cukup kuat untuk mencabik-cabik mangsanya. Dengan tumbuhnya kepompong, kulit yang membungkus tubuhnya menguat. Ia melepaskan kulit tersebut dalam empat masa yang berbeda. Ketika sampai pada perubahan terakhir, ia meninggalkan air dan mulai mendaki tumbuhan tinggi atau batu.
(6). Capung mendaki hingga kakinya terpancang kokoh. Kemudian, ia melindungi dirinya sendiri dengan bantuan penjepit di ujung kaki-kakinya. Sekali terpeleset dan terjatuh berarti kematian pada saat itu.
(7) Punggung kepompong pertama-tama terbelah. Belahan itu melebar dan menjadi celah terbuka, tempat makhluk baru yang sangat berbeda dari bentuk sebelumnya, berjuang untuk keluar. Tubuh yang sangat rentan ini dilindungi dengan ikatan yang ditarik dari makhluk sebelumnya.
(8) Ikatan ini diciptakan mempunyai kebeningan dan kelenturan yang sempurna. Jika tidak demikian ikatan akan putus dan tidak bisa dibawa, yang bisa berarti bahwa ulat tersebut dapat terjatuh ke dalam air dan mati. Di samping itu, terdapat serangkaian cara khusus yang membantu capung memecahkan kulit kepompongnya. Tubuh capung menyusut dan mengeriput di dalam tubuh lamanya. Untuk “membuka” kepompong tersebut, suatu sistem pompa dan cairan tubuh khusus diciptakan untuk digunakan pada proses ini. Bagian tubuh yang mengeriput ini menggembung dengan memompakan cairan tubuhnya setelah berhasil keluar dari celah kepompong.
(9). Sementara itu, larutan-larutan kimiawi mulai memutus ikatan antara kaki baru dengan kaki lama tanpa merusaknya. Proses ini sangat sempurna meskipun akan menimbulkan kerusakan seandainya satu kaki terjebak. Kaki-kaki tersebut dibiarkan mengering dan mengeras selama sekitar dua puluh menit sebelum digunakan. Sayap-sayapnya sudah terbentuk sempurna namun masih dalam keadaan terlipat. Cairan tubuh dipompakan dengan pengerutan tubuh yang kuat ke dalam jaringan sayap.
(10). Sayap tersebut mengering setelah meregang.
(11). Akhirnya capung mencapai bentuk yang dirancang untuk terbang.  
(12). Capung memompakan kelebihan cairan keluar, untuk menyeimbangkan sistemnya. Metamorfosis selesai dan capung siap mengudara.
























VI. KESIMPULAN
1. Insecta atau serangga disebut juga dengan Hexapoda merupakan kelas terbesar dalam Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 species yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
2. Bagian tubuh insecta terdiri dari kepala, dada, dan perut.
3. Morfologi semut berbeda pada setiap spesiesnya, perbedaannya dapat dilihat dari warna tubuhnya, bentuk abdomennya, ukuran tubuhnya serta tipe mulutnya.
4. Tipe mulut dari semut adalah mengunyah dan menjilat serta memakan makanan dari jenis ini sisa-sisa zat yang telah mati, beberapa prodiacios dan beberapa biji-bijian.
5. Adapun morfologi dari beberapa serangga yang diamati pada saat praktikum adalah
a. Semut memiliki ukuran tubuh yang bermacam-macam dan warna yang bervariasi yang terdiri atas antena, kepala, thorax, serta abdomen yang memiliki 3 pasang kaki. Ada 2 jenis semut yang diamati yaitu Oecophylla sp dan Camponotus carnelius.
b. Kupu-kupu terdapat sepasang antenna yang membesar pada bagian ujungnya, memiliki sayap yang bersisik dan pola yang berwarna.
c. Tubuh belalang terdiri dari tiga bagian yaitu Chepal, Thorax dan Abdomen.
d. Capung memiliki ciri-ciri bersayap membran dua pasang yang mengandung vena melintang yang kompleks, predacius, kaki digunakan untuk menangkap insecta lainnya hanya pada waktu terbang, tidak untuk berjalan.






VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim.A.2014.http://www.insectariumvirtual.com/galeria/data/thumbnails/1138/cardado Diakses pada 20 Mei 2014
Anonim.B. http;//www.jhbjbvhbjjhjvgj-images.com 2014. Diakses pada 20 Mei 2014
Anonim.C.2014. http://www.animaldiversity.comDiakses pada 20 Mei 2014
Anonim.D.2014.http://perso.orange.fr/zonatus/Collection/Cones_.html Diakses pada 20 Mei 2014
Anonim.E. http://www.animaldiversity.com2014. Diakses pada 20 Mei 2014
Anonim.F.2014.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/95/Belalang_kawin.jpg Diakses pada 20 Mei 2014
Anonim.G.2014.http://www.butterflyutopia.com/BIG/036A_dragonfly.jpg Diakses pada 20 Mei 2014
Anonim.H.2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Capung Diakses pada 20 Mei 2014
Halang, Bunda. dkk. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.
Hegner, Robert W. & Engemann, Joseph G. 1968. Invertebrate Zoology. The Macmillan Company. New York.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.
Radiopoetra. 1968. Zoologi. Erlangga : Jakarta.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Alfabeta: Ciamis.
Verma, PS. 2002. A Manual of Practical Zoology Invertebrata. S. Chand    and Company LTD. New Delhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar