Sabtu, 05 April 2014

ANNELIDA 'LAPORAN PRAKTIKUM V' ZOOLOGI INVERTEBRATA

PRAKTIKUM V

Topik :  Annelida
Tujuan           : Mengamati dan menyebutkan cirri-ciri morfologi dari cacing  
 tanah
Hari/ tanggal :  Kamis/ 27 Maret 2014
Tempat :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin


I. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Baki/nampan
2. Loupe
3. Cawan petri
4. Kertas
5. Pinset
6. Sterofoam
7. Jarum pentol

B. Bahan :
Cacing tanah (Pheretima sp.)

II. CARA KERJA
1. Meletakkan cacing tanah yang hidup di atas kertas
2. Mengamati morfologi dari cacing tanah.
3. Menggambar dan memberi keterangan.

III. TEORI DASAR
Annelida berasal dari bahasa Yunanai yaitu “Annulus” artinya cincin kecil dan “oides” artinya bentuk. Jadi Annelida berarti cacing berbentuk cincin. Annelida terbagi atas tiga 2 kelas yaitu Oligochaeta dan polihaeta.
Pheretima termasuk ke dalam ordo Oligochaeta yang terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus.  Yang kita pelajari saat ini adalah ordo Oligochaeta dan Polychaeta dengan contohnya adalah Pheretima atau Megascolex. Tubuh Pheretima atau Megascolex terdiri atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut / prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus. Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Pada phylum Annelida ditandai dengan adanya setae.
Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Annelida ditandai dengan adanya setae. Cacing yang termasuk Phylum Annelida berbeda dengan cacing yang lainnya yaitu :
1. Anggota tubuh, saluran pencernaan makanan dan dinding tubuh merupakan coeloem yang sebenarnya, dilapisi oleh epidermis yang disebut peritomium.
2. Tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameria atau somit atau gelang.
3. Pada bagian anterior terdapat ruas praeoral, yang disebut prostomium.
4. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan oleh sepasang saraf sehingga disebut sistem saraf tangga tali.
5. Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari kitine.
6. Pada rongga tubuh terdapat sekat kitin yang disebut keptum.
Hewan-hewan ini memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik baik seluruhnya ataupun sebagian. Sebagian besar Annelida memiliki sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat arah yang bersikulasi. Hewan ini bersifat diesius atau hermaprodit, walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Dan kebanyakan Annelida menghasilkan larva yang bersilia.
Kelas I : Chaetopoda
Hidup dalam air laut, tawar atau tanah yang basah. Adanya ruas mudah dilihat sehingga setiap ruas dipisahkan oleh septa. Mempunyai coelom yang sebenarnya.
Chaetopoda terbagi menjadi 2 ordo :
a. Ordo Polychaeta
Hidup dalam air laut, mempunyai banyak setae. Sebagai contoh : Nereis virens. Jenis kelamin terpisah dan larvanya disebut larva trochophor. Larva trochophor adalah larva yang tidak dapat bergerak sendiri hanya terbawa oleh plankton.
b. Ordo Oligochaeta
Sebagian besar hidup di tanah yang basah dan air tawar. Oligochaeta hanya mempunyai sedikit setae dan sedikit parapoda. Pada bagian kepala tidak ada appendage (tambahan), hermaphrodit dan tidak mempunyai larva trochophor. Contoh : Lumbricus terrestris. Pada tingkat tertentu dapat menyuburkan tanah, karena lorong-lorong yang dapat diisi udara (O2) dan sisa-sisa kotorannya.
Kelas II : Archiannelida
Merupakan annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda. Contoh : Pollygordius appendiculatus.
Kelas III : Hirudinae
Merupakan annelida pipih dorso ventral, tidak mempunyai prostomium. Biasanya tubuh terdiri dari 32 segmen, mempunyai alat penghisap, pada akhir posterior tubuh tidak mempunyai setae, parapoda dan hermaphrodit. Coelomnya kecil karena tidak mempunyai jaringan mesenkim. Sebagai contoh : Hirudo medicinalis. Hirudane terbagi menjadi tiga ordo :
a. Ordo Achantobdellida dengan ciri tidak memiliki alat hisap anterior, proboscis atau rahang. Pada ruas 2-4 terdapat dua pasang setae yang tiap ruas, coelom bersegmen.
b. Ordo Rhycobdellida dengaan ciri mempunyai mulut yang kecil dan hidup parasit pada keong dan kaktus serta parasit pada ikan. Contohnya : Pantobdella.
c. Ordo Gnathobdellida memiliki ciri alat hisap anterior dan posterior biasanya memiliki tiga rahang kitin, tidak memiliki proboscis dan berwarna merah. Contoh : Hirudo medicinalis.

V. ANALISIS DATA
Pheretima sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia.
Phylum : Annelida.
Classis : Oligochaeta.
Ordo : Oligochaetales.
Familia : Pheretimanidae.
Genus : Pheretima.
Spesies : Pheretima sp.
 ( Sumber : Verma, P.S. 2002 )
Cacing tanah (Pheretima sp.) merupakan phylum Annelida dari kelas Oligochaeta. Spesies ini memiliki ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostium.
Berdasarkan hasil pengamatan cacing ini berwarna merah kehitaman dan merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu tubuh. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara seksual. Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat. Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas. Terdapat mulut pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya. Tubuhnya bersegmen dan memiliki klitelium. Pada pengamatan yang pada cacing tanah ini terlihat setai atau bulu yang terdapat pada setiap semen. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan  atau hewan yang ada dalam tanah. Materi-materi tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari dimana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanah dengan ekornya.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.
1. Stuktur dan Fungsi
Tubuh Pheretima sp. berbentuk silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya terdapat mulut. Pada ruas ke 16 terdapat klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan perkawinan. Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh kutikula yang transparan guna melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian belakang ventral dari prostomium. Sedangkan anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
2. Sistem Reproduksi
Pada sebuah ruas dari cacing tanah terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut besar dan membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat terdapat pada ruas yang lainnya.
Dari lubang tersebut nantinya akan keluar telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral. Alat reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada seekor hewan cacing tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang oviduct berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular seminalis dan dua pusat resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.
3. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx, Oesophagus, Crop (provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal, Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang silindirs tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan Typhlosole. Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat ekskresi. Sekitar oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca yangberguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah. Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanahdengan ekornya.
Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini terdapat sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir makanan yang bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pada akhirnya zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan di buang.
4. Sistem Respirasi
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.
5. Sistem Ekskresi
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut nefridia terdapat pada tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang membelit yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
6. Sistem Peredaran Darah
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian benda yang melayang yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Saluran darah yang penting : (1) Saluran darah dorsal atau saluran supra intestinal, (2) Saluran darah ventral atau saluran darah sub intestinal, (3) Saluran darah bawah batang syaraf atau subneural, (4) Sepasang saluran darah lateral batang syaraf, (5) Lima pasang jantung yang menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal, (6) Dua saluran integumen usus dan saluran integumen nephridia, (7) Saluran cabang dari saluran darah ventral ke nephridia, dan dinding tubuh, (8) Saluran parietal menghubungkan saluran darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf, (9) Saluran cabang dari saluran darah dorsal ke usus, (10) Saluran darah typhlosole yang menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.
Saluran darah dorsal dan jantung menetukan aliran darah. Kedua saluran darah tersebut mempunyai otot dinding yang kuat menekan darah maju ke muka. Jadi darah akan mengalir dari belakang ke muka pada saluran darah dorsal. Untuk menjaga akan kembalinya darah dari muka ke belakang kembali, saluran darah mempunyai klep.
Di dalam jantung juga terdapat klep untuk menjaga darah agar tidak kembali. Selanjutnya darah yang mengalir dari saluran darah dorsal masuk ke jantung dan sebagian darah terus dipmpa ke muka. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran ventral, selanjutnya dipompa ke seluruh tubuh dan akan kembali ke saluran darah lateral batang syaraf. Aliran darah pada saluran di bawah batang syaraf darianterior ke poatrerior kemudian naik ke atas melalui saluran parietal.
Dengan adanya saluran darah di dekat batang syaraf maka system syaraf selalu mendapat darah yang bersih. Untuk mengangkut kotoran-kotoran di antara jarringan-jaringan yang belum diangkut oleh pembuluh vena, dilakukan oleh pembuluh limfa, di mana pembuluh limfa menyerahkan kotoran tersebut melalui pembuluh darah di berikan ke alat ekskresi untuk selanjutnya di buang.
7. Sistem Syaraf
Terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan disebut otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx. Dari bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap ruas akan menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan syaraf efferent (datang). Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati kutikula sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar dan rangsangan lain.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan :
1. Morfologi luar cacing tanah antara lain kepala, mulut, segmen, klitelium, perut, dan aboral.
2. Cacing tanah termasuk phylum Annelida. Annelida terbagi atas tiga 3 kelas yaitu Chaetopoda, Archiannelida, dan Hirudinae .
3. Cacing tanah termasuk dalam kelas Chaetopoda, yang terbagi menjadi 2 ordo Polychaeta dan Oligochaeta.
4. Cacing tanah termasuk ke dalam ordo Oligochaeta.
5. Cacing tanah terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat prostium dan badan bagian posterior terdapat aboral.
6. Ciri-ciri cacing phylum Annelida adalah tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameri atau somi atau gelang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar